Modernisasi Pendidikan Di Pesantren Dengan Berbasis Teknologi Untuk Generasi Milenial
Artikel Oleh :
H. Sujaya, S. Pd. Gr. 
SMPN 3 Sindang Indramayu
Aktif di Pengurus DPD IPHI ( Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia ) tahun 2022 - 2027, Departemen Humas dan Informasi Publik
A. Pendidikan Pesantren Berbasis Teknologi
Pesantren
 merupakan lembaga pendidikan Islam yang "indigenous" di negeri ini. 
Eksistensi pendidikan model pesantren ini, telah hidup dan berada dalam 
budaya bangsa Indonesia selama berabad-abad yang silam dan tetap eksis 
hingga di jaman modern saat ini. 
Namun 
dinamika pendidikan pesantren masih diwarnai mainstream perdebatan. 
Eksistensi pesantren yang "dialektis" dan unik dengan sistem yang 
kompleks yang dapat menimbulkan ragam penilaian dari para peneliti dan 
pengamat dunia pesantren. Ironisnya penilaian yang cenderung muncul 
banyak diwarnai pembenaran pendapat (truth claim) dengan memberikan 
label bahwa Pesantren bersifat tradisional-konservatif. Tentu saja 
penilaian tersebut tidaklah komprehensif tentang totalitas kehidupan 
pendidikan Pesantren karena pesantren kini terus beradaptasi dan 
memodernisasi diri untuk terus melakukan transformasi dengan mengikuti 
arus perkembangan teknologi. Sehingga di tengah modernisasi teknologi 
lembaga pendidikan pesantren tetap survive dan eksis mengikuti arus 
perkembangan jaman. Realitas ini membuktikan bahwa Pesantren mengikuti 
arus modernisasi untuk tetap menanamkan nilai relevansinya di 
masyarakat. Namun modernisasi yang dilakukan Pesantren berbeda dengan 
sistem  pendidikan yang lainnya. Pesantren tetap menjaga nilai lama yang
 yang masih relevan dipakai dan dikembangkan, di samping mengganti dan 
beradaptasi dengan nilai baru yang modern dan inovatif serta lebih baik.
 Sehingga pesantren dalam konteks modernisasi telah melakukan berbagai 
reformasi dan reorientasi dalam berbagai hal.
Sebagai lembaga yang mempunyai peran strategis dalam 
ikut mencerdaskan bangsa, membentuk manusia yang berkualitas (insan 
kamil) dengan fokus pada internalisasi moral sebagai basis penyokong 
utamanya, Pesantren hingga sekarang masih dan tetap menampakkan 
eksistensi relevansinya di tengah arus modernisasi pendidikan secara 
global. Hal ini tidak lepas dari kecerdasan pesantren untuk beradaptasi 
dan bertransformasi dalam merespon arus modernisasi dan teknologi 
pendidikan yang tumbuh semakin cepat dan global.
Modernisasi
 Pendidikan Pesantren berbasis teknologi hingga saat ini Pesantren masih
 berusaha untuk menyesuaikan diri untuk melakukan modernisasi agar 
bertahan dari arus pendidikan umum. Menurut Mujamil Qamar ketahanan 
Pesantren di dalam sejarah perkembangan nya di Indonesia menjadi lebih 
menarik jika dibandingkan dengan pendidikan serupa di negara-negara 
lain. Abdurrahman Wahid membuat perbandingan bahwa pada masa silam, 
Pesantren dapat merespon tantangan-tantangan jamannya dengan sukses.
Pendidikan
 pesantren  berbasis teknologi merupakan sebuah keniscayaan yang mesti 
dilakukan di era modern global. Hal ini sebagai sebuah penyelesaian 
jangka panjang atas berbagai persoalan umat Islam dan diyakini akan 
melahirkan suatu peradaban Islam yang modern. Implementasi teknologi 
dalam pendidikan Pesantren ini diharapkan mampu menjawab tantangan yang 
dihadapi dan yang akan dihadapi, terutama persoalan yang bersangkutan 
dengan sumber daya yang jauh tertinggal dengan dunia Barat.
Karena
 itu mengingat pentingnya implementasi penerapan teknologi di dalam 
pendidikan Pesantren merupakan suatu keharusan untuk mendapatkan 
perhatian  penanganan yang serius. 
Dengan 
demikian pendidikan berbasis teknologi dalam perspektif pendidikan Islam
 sebagai upaya mereformasi dan mentransformasi pendidikan Pesantren. 
Namun tentunya tetap mengedepankan dan berpijak pada sumber utama 
pendidikan Islam itu sendiri yaitu Al Qur'an dan Al Hadits serta menjaga
 ciri khas tradisi pendidikan Pesantren dengan kultur Islam di 
Indonesia. Upaya implementasi teknologi dalam Pendidikan Pesantren 
merupakan upaya Reformasi dan transformasi pendidikan Islam di 
Pesantren. Sehingga titik beratnya pada visi dan misi, fleksibilitas, 
relevansi pada aspek proses pendidikan formal dan non formal.
Kini
 perkembangan teknologi dan informasi tentunya berdampak pada keadaan 
dunia, salah satunya dapat membawa agen perubahan di era milenial saat 
ini. Hal tersebut tentu memiliki dampak positif dan dampak negatif yang 
akan kita terima. Dampak negatif yang seringkali kita temui yaitu 
ditandai oleh sikap yang tidak peduli dengan lingkungan sekitar, yang 
dekat seolah merasa jauh dan yang jauh seolah merasa dekat, dan juga 
banyak dari mereka yang sering mengabaikan dunia pendidikan dan urusan 
mereka dengan pencipta-Nya.
Mereka lebih 
memilih bermain game online berjam-jam daripada beribadah dan juga lebih
 menikmati terjun di dunia internet berjam-jam dibandingkan sekolah, 
kuliah dan aktivitas produktif lainnya. Setiap orang seringkali kurang 
mengerti dalam memanfaatkan teknologi masa kini. Sehingga mereka sering 
kali kurang bijak dalam memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini. 
Banyak dari mereka yang saat ini memiliki kebiasaan rasa ingin tahu 
apabila terjadi suatu hal baru, namun pada dasarnya hal tersebut akan 
merugikan dirinya sendiri. Hal ini tidak bisa dipungkiri lagi karena itu
 semua terjadi karena tuntutan zaman yang terus berkembang.
Seharusnya
 sebagai insan pesantren dan generasi muda pesantren seharusnya menjadi 
 penerus bangsa serta agent of change memiliki peran yang sangat penting
 untuk selalu berpartisipasi dalam menyelesaikan beberapa persoalan dan 
tantangan di era digital saat ini.
Tantangan 
utama generasi milenial saat ini dalam perkembangan era digital adalah 
tidak turut hanyut bahkan menjadi korban dari dampak negatif kemajuan 
teknologi saat ini. Selain itu, peran generasi milenial saat ini sebagai
 subjek utama untuk membangun dan membuat perubahan di lingkungan 
sekitarnya dengan berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial dan hidup 
bermasyarakat. 
Oleh karena itu, pemerintah perlu untuk terjun
 langsung berpartisipasi aktif dengan membuat suatu ordinansi mengenai 
penguatan literasi digital. Karena dengan adanya sebuah ordinansi maka 
dapat mencegah perilaku berisiko dari perkembangan teknologi digital 
saat ini.
B.Tantangan Teknologi Generasi Milenial
Generasi
 Millenial adalah terminologi generasi yang saat ini banyak 
diperbincangkan oleh banyak kalangan di dunia di berbagai bidang, apa 
dan siapa gerangan generasi millenial itu?
Millenial
 (juga dikenal sebagai Generasi Millenial atau Generasi Y) adalah 
kelompok demografis (cohort) setelah Generasi X. Peneliti sosial sering 
mengelompokkan generasi yang lahir diantara tahun 1980-an sampai 2000-an
 sebagai generasi millenial. Jadi bisa dikatakan generasi millenial 
adalah generasi muda masa kini yang saat ini berusia dikisaran 15 – 34 
tahun.
Studi tentang generasi millenial di 
dunia, terutama di Amerika, sudah banyak dilakukan, diantaranya yang 
studi yang dilakukan oleh Boston Consulting Group (BCG) bersama 
University of Berkley tahun 2011 dengan mengambil tema American 
Millenials: Deciphering the Enigma Generation. Tahun sebelumnya, 2010, 
Pew Research Center juga merilis laporan riset dengan judul Millennials:
 A Portrait of Generation Next.
Di Indonesia 
studi dan kajian tentang generasi millenial belum banyak dilakukan, 
padahal secara jumlah populasi penduduk Indonesia yang berusia antara 
15-34 tahun saat ini sangat besar, 34,45%. Tahun lalu memang ada sebuah 
majalah bisnis yang tajuk utamanya membahas generasi millenial, tapi 
sayang coverage liputannya masih sebatas kaitannya generasi millenial 
dengan dunia pemasaran, belum masuk secara substansi ke ruang lingkup 
kehidupan mereka secara menyeluruh.
Berita Lainnya 
Dibanding generasi sebelum, generasi millenial memang 
unik, hasil riset yang dirilis oleh Pew Research Center misalnya secara 
gamblang menjelaskan keunikan generasi millenial dibanding 
generasi-generasi sebelumnya. Yang mencolok dari generasi millenial ini 
dibanding generasi sebelumnya adalah soal penggunaan teknologi dan 
budaya pop/musik. Kehidupan generasi millenial tidak bisa dilepaskan 
dari teknologi terutama internet, entertainment/hiburan sudah menjadi 
kebutuhan pokok bagi generasi ini
Dalam konteks
 Indonesia hal yang sama juga terjadi, hasil survei yang dilakukan 
Alvaro Research Center tahun 2014 menunjukkan Generasi yang lebih muda, 
15 – 24 tahun lebih menyukai topik pembicaraan yang terkait musik/film, 
olahraga, dan teknologi. Sementara generasi yang berusia 25 – 34 tahun 
lebih variatif dalam menyukai topik yang mereka perbincangkan, termasuk 
didalamnya sosial politik, ekonomi, dan keagamaan.  Konsumsi internet 
penduduk kelompok usia 15 – 34 tahun juga jauh lebih tinggi dibanding 
dengan kelompok penduduk yang usianya lebih tua. Hal ini menunjukkan 
ketergantungan mereka terhadap koneksi internet sangat tinggi.
Ketika
 kita berbicara dan mencoba membedah potret generasi millenial di 
Indonesia secara utuh maka setidaknya ada lima isu utama yang perlu 
dikaji lebih mendalam, yakni:
1.Pandangan Keagamaan, Religion Beliefs
Jumlah
 penduduk muslim di Indonesia merupakan yang terbesar di di dunia, meski
 demikian ternyata Indonesia lebih memilih demokrasi sebagai sistem 
bernegaranya dibanding sistem kenegaraan yang berdasarkan agama. Prinsip
 inilah yang dipegang teguh oleh para pendiri republik ini, bahwa 
sebagai bangsa dan negara kita perlu mendasarkan pada asas dan dasar 
negara yang melindungi setiap warga negara apapun asal usul dan latar 
belakangnya, dan dasar negara itu kita sepakati adalah Pancasila.
Karena
 itu penting untuk memotret bagaimana pandangan keagamaan pemuda apakah 
konservatif, moderat, atau sekuler, apa pandangan pandangan pemuda 
tentang hubungan agama dan negara. Apakah ada pergeseran pandangan 
keagamaan pemuda dibanding generasi-generasi sebelumnya.
2.Ideologi dan Partisipasi Politik, Ideology and Politics Participation
Ada
 sebuah pandangan umum yang selalu menggelitik bahwa nilai-nilai 
patriotik dan nasionalisme telah hilang dan luntur dari generasi muda 
kita. Apa memang demikian? Kalau kita lihat semangat sepak bola mania di
 Gelora Bung Karno setiap timnas bertanding malah menunjukkan hal 
sebaliknya. Juga ketika kita lihat respon mereka di social media ketika 
simbol-simbol kita dilecehkan negara tetangga, mereka sangat aktif dan 
gigih membela martabat bangsa dan negaranya. Jadi penting bagi kita 
sebenarnya untuk melihat sebetulnya apa arti nasionalisme bagi generasi 
millenial ini, Apakah hanya sebatas aspek primordialisme, trend saja 
atau ada yang lebih substansial.
Terkait dengan dunia politik 
di Indonesia, penting juga melihat bagaimana pemuda melihat setiap 
proses politik kenegaraan yang terjadi di Indonesia, seberapa besar 
tingkat partisipasi pemuda dalam setiap proses politik di Indonesia. 
Survei yang dilakukan Alvaro Research Center tahun 2014 menunjukkan 
pemilih muda Indonesia didominasi oleh swing voters/pemilih galau, dan 
apathetic voters/pemilih cuek.
3.Nilai-Nilai Sosial, Social Values
Bagaimana
 pemuda memaknai arti sebuah keluarga juga penting untuk digali, 
bagaimana mereka memandang hubungan antara anak dan orang tua, apakah 
orang tua merupakan role model bagi mereka atau malah mereka lebih 
memilih role model lain diluar hubungan kekeluargaan.
Berbagai
 pertanyaan diatas penting diukur terkait dengan nilai-nilai sosial 
dikalangan pemuda, banyak pihak juga berpandangan mulai ada pergeseran 
nilai-nilai sosial ketimuran kita dikalangan pemuda, karena mereka lebih
 terbuka pemikirannya maka mereka juga dengan mudah mengadopsi 
nilai-nilai sosial barat yang lebih modern
4.Pendidikan, Pekerjaan, dan Kewirausahaan, Education, Work, and Entrepreneurship
Isu
 paling penting yang dihadapi pemuda dari dulu sampai sekarang adalah 
isu pendidikan dan pekerjaan, karena dua hal inilah yang paling 
berpengaruh dan menentukan masa depan mereka. Tingkat kesuksesan mereka 
dimasa dewasa dan masa tua ditentukan oleh pendidikan dan pekerjaan yang
 mereka terima di masa muda.
Selain itu wirausaha saat ini 
juga sudah menjadi alternatif kalangan muda dalam berkarya, start-up 
bisnis bermunculan di berbagai kota. Begitu lulus mereka tidak lagi 
berburu lowongan pekerjaan, tapi berupaya mencari peluang bisnis dan 
menjadikan peluang bisnis itu sebagai pintu masuk ke dunia wirausaha.
5.Gaya Hidup, Teknologi, dan Internet, Lifestyle, Technology, and Internet
Gaya
 hidup anak muda yang cenderung hedonis terutama di kota-kota besar 
sudah menjadi rahasia umum, mereka memiliki cara tersendiri untuk 
meluapkan ekspresi mereka, dunia hidup mereka tidak bisa lepas dari 
hiburan dan teknologi terutama internet.
Bagaimana gaya hidup 
pemuda Indonesia?, Apa saja hobi dan olahraga yang pemuda senangi?, Apa 
kebiasaan dan perilaku pemuda terhadap teknologi, terutama internet? Dan
 Bagaimana interaksi pemuda di media sosial? Adalah pertanyaan yang 
perlu dijawab terkait hubungan gaya hidup anak muda.
Akhirnya 
dengan memahami secara utuh potret generasi millenial di Indonesia maka 
kita memiliki gambaran pandangan, aspirasi dan sudut pandang mereka 
terhadap segala aspek didalam kehidupan mereka, sehingga pembangunan 
manusia Indonesia seutuhnya bisa tepat sasaran, karena pada ujungnya 
nanti kepada generasi millenial inilah nasib dan masa depan bangsa dan 
negara ditentukan.
Kemajuan teknologi yang 
sangat pesat saat ini, menghadirkan robot yang banyak menggantikan peran
 manusia. Industri 4.0 menjadi tantangan besar dan tersendiri bagi 
millenial. Mereka dituntut untuk mampu beradaptasi dengan kondisi 
seperti ini dan menciptakan pekerjaan-pekerjaan baru yang mendukung 
jalannya revolusi industri 4.0.
Pengertian 
Revolusi Industri 4.0 digadang-gadang sudah ada di depan mata. Tak heran
 negara-negara telah bersiap untuk menghadapinya tak terkecuali 
Indonesia. Bahkan para pembuat kebijakan sudah merencanakan sejumlah 
program untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0.
Sederhananya,
 Revolusi Industri adalah batu lonjakan dalam sektor industri yang 
memanfaatkan kemajuan teknologi dan komunikasi untuk mencapai efisiensi 
semaksimal mungkin. Sehingga dunia industri diperkirakan akan berubah 
model menjadi bisnis baru dengan basis digital.
Dapat 
dikatakan hampir seluruh kegiatan industri dikerjakan oleh mesin atau 
teknologi, bukan lagi manusia. Beberapa pihak menganggap Revolusi 
Industri akan mendatangkan keuntungan untuk populasi manusia.
Revolusi
 tersebut dinilai bakal memajukan kehidupan manusia dalam hal bisnis dan
 sosial. Namun tak sedikit pihak yang meragukan hal tersebut. Pasalnya 
tak bisa dimungkiri bila Revolusi Industri 4.0 memberikan dampak negatif
 bagi kehidupan manusia, misalnya memperparah kesenjangan ekonomi, upah 
buruh rendah, sampai bangkrutnya usaha-usaha kecil menengah yang tak 
sanggup bersaing.
Sebenarnya Revolusi Industri ini tak 
serta-merta ada. Sebelum mencapainya, kehidupan manusia telah melewati 
serangkaian tahapan Revolusi Industri mulai dari revolusi pertama pada 
akhir abad 18-an. Kemudian disusul dengan revolusi kedua, ketiga, dan 
keempat.
Tahun 2018, Tonggak Awal Revolusi Industri 4.0.
Industri
 tersebut menggabungkan teknologi otomatisasi dan teknologi siber. Jadi,
 pada konsisi ini memungkinkan adanya pertukaran data dalam teknologi 
manufaktur. Pada Era ini memungkinkan adanya dunia virtual yang 
membentuk koneksivitas manusia, mesin, dan data. 
Revolusi Industri 4.0 dapat diartikan sebagai fenomena yang menggabungkan teknologi siber dan teknologi otomatisasi.
Makanya
 revolusi tersebut disebut juga dengan cyber physical system. Kolaborasi
 itu menerapkan konsep otomatisasi yang dibantu dengan teknologi 
informasi. Imbasnya, keterlibatan manusia semakin berkurang. Di satu 
sisi hal tersebut memberikan efektivitas dan efisiensi dalam dunia 
kerja. Sehingga biaya produksi tumbuh dengan signifikan. Namun di sisi 
lain hal tersebut memberikan kerugian pada kesejahteraan umat manusia.
Awalnya,
 Revolusi Industri 4.0 dikenalkan oleh Profesor Klaus Schwab. Ia 
menjelaskan Revolusi Industri 4.0 akan mengubah hidup dan kerja manusia 
secara fundamental. Revolusi generasi keempat ini memiliki skala, ruang 
lingkup, dan kompleksitas yang lebih tinggi dibandingkan revolusi 
sebelumnya.
Beberapa kemajuan yang muncul di era Revolusi 
Industri 4.0 adalah kecerdasan buatan, teknologi nano, bioteknologi, 
blockchain, teknologi berbasis internet, teknologi komputer kuantum, dan
 printer 3D. 
Pengertian Revolusi Industri 4.0 Menurut Para Ahli
Berapa
 ahli mengungkapkan gagasannya mengenai Revolusi Industri 4.0. Berikut 
ini adalah pengertian yang telah dirangkum dari beberapa ahli.
1. Angela Markel
Kanselir
 Jerman tersebut menjelaskan Revolusi Industri 4.0 adalah transformasi 
komprehensif dari keseluruhan aspek produksi di industri melalui 
penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri 
konvensional.
2. Schlechtendahl 
Sementara itu, 
Schlechtendahl mengungkapkan kalau Revolusi Industri 4.0 menekankan pada
 unsur kecepatan dalam menyediakan informasi. Semua entitas dalam 
lingkungan industri selalu terhubung dan akhirnya saling berbagi 
informasi.
Jadi menurut Schlechtendahl, Revolusi Industri 4.0 
membuka peluang semua entitas dalam industri saling berkomunikasi secara
 real time. Semua itu bisa terjadi dengan pemanfaatan teknologi 
internet. 
3. Kusmantini
Menukil dari tulisan 
Cisilia Sundari yang berjudul “Revolusi Industri 4.0 Merupakan Peluang 
dan Tantangan Bisnis bagi Generasi Milenial di Indonesia”dalam Prosiding
 Seminar Nasional dan Call Papers Fakultas Ekonomi Universitas Tidar,
Revolusi Industri adalah revolusi bisnis secara elektronik atau Electronic-Business.
Jadi
 revolusi tersebut merupakan teknologi baru dimana internet menjadi 
titik strategis dalam proses revolusi industri 4.0 terutama dalam 
berwirausaha.
4. Prasetyo dan Sutopo
Menurut 
Prasetyo dan Sutopo, Revolusi Industri 4.0 menggabungkan teknologi 
digital dan internet dengan industri konvensional. Tujuannya untuk 
meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan layanan konsumen secara 
signifikan.
5. Purnomo
Purnomo menjelaskan Revolusi 
Industri 4.0 merupakan lompatan besar di dunia usaha khususnya di bidang
 industri. Revolusi tersebut dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
 komunikasi secara penuh.
6. Kemper
Dalam tulisan 
Cisilia Sundari, Kemper menerangkan Revolusi Industri membuat perusahaan
 dapat menyediakan infrastruktur jaringan untuk industri internet.
Bila
 perusahaan memiliki kemampuan tersebut maka perusahaan dapat dikatakan 
siap menyambut revolusi industri 4.0 karena ia dapat membangun ekosistem
 produksi sesuai dengan konsep Revolusi Industri 4.0.
Sementara itu, Pengertian Revolusi Industri 4.0 membantu membuat rantai suplai menjadi lebih sederhana untuk negara berkembang.
Lima Pilar Utama Revolusi Industri 4.0
Ada
 ciri-ciri yang disebut sebagai lima pilar utama dalam Revolusi Industri
 4.0 yakni Internet of Things, Big Data, Artificial Intelligence, Cloud 
Computing, dan Additive Manufacturing.
Apakah kamu pernah mendengarnya?
Untuk memahami Revolusi Industri 4.0, kamu pun harus mengetahui lima pilar tersebut.
1. Internet of Things (IoT)
Pilar
 pertama adalah Internet of Things atau IoT. Pilar ini diartikan sebagai
 sistem yang memanfaatkan perangkat komputasi, mekanis, dan mesin 
digital secara bersamaan.
Jadi ketiga komponen tersebut saling
 terhubung (interrelated connection). Dalam menjalankan fungsinya itu 
diperlukan komunikasi data dalam jaringan internet sehingga fungsi 
tersebut tidak membutuhkan interaksi antar manusia atau interaksi antar 
manusia dan komputer. 
IoT memiliki empat komponen yakni 
perangkat sensor, konektivitas, pemrosesan data, dan antarmuka pengguna.
 . Misalnya aplikasi IoT Indonesia seperti Gowes untuk bike sharing, 
eFishery untuk pemberian pakan ikan, Hara untuk pangan dan pertanian, 
dan Qlue untuk Smart City. 
2. Big Data
Pilar selanjutnya adalah Big Data. Istilah dipakai untuk menggambarkan volume data yang besar baik terstruktur maupun tidak.
Selain
 itu, Big Data tidak merujuk pada jumlah data yang besar melainkan lebih
 kepada apa yang dilakukan oleh organisasi terhadap banyaknya data itu. 
Dengan Big Data, organisasi menganalisis untuk mengambil keputusan dan 
strategi bisnis yang baik.
Contoh penyedia layanan Big Data di Indonesia yaitu Warung Data, Dattabot, Paques Platform dan Sonar Platform. 
3. Artificial Intelligence (AI)
AI
 cukup sering dibicarakan akhir-akhir ini. AI adalah teknologi komputer 
aay mesin yang mempunyai kecerdasan buatan layaknya manusia.
AI
 bisa diatur sesuai dengan kemauan dan keinginan manusia. Tugas Ai 
adalah mempelajari data yang diterima. Jadi semakin banyak data, maka AI
 semakin baik dalam membuat prediksi.
Contoh AI adalah aplikasi chatbot dan alat peneglana wajah atau face recognition. 
4. Cloud Computing
Apakah
 kamu pernah mendengar tentang teknologi yang menjadikan internet 
sebagai pusat pengolahan data? Jika iya, maka kamu sedang bersinggungan 
dengan cloud Computing.
Teknologi ini memberikan akses kepada pengguna  komputer untuk menggunakan cloud dan dikonfigurasikan menjadi server.
Misalnya hosting situs web yang berbentuk server virtual. Umumnya ada tiga jenis Cloud Computing, meliputi:
•	Cloud Software as a Service (SaaS) adalah layanan untuk menggunakan aplikasi yang disediakan infrastruktur cloud
•	Infrastructure
 as a Service (IaaS) merupakan layanan untu memungkinkan konsumen untuk 
memproses, menyimpan, membuat jaringan, dan memakai sumber daya 
komputasi yang diperlukan oleh aplikasi. Contoh produk-produk Cloud 
Computing di Indonesia adalah K-Cloud, CloudKilat, IDCloudHost, 
FreeCloud, dam Dewaweb
•	Cloud
 Platform as a Service (PaaS) adalah layanan untuk menggunakan platform 
yang sudah disediakan. jadi pengembang hanya fokus untuk mengembangkan 
aplikasi saja
5. Additive Manufacturing
Pilar utama 
terakhir adalah Additive Manufacturing. Pilar tersebut adalah terobosan 
baru dalam industri manufaktur dengan menggunakan mesin printer 3 D 
(printer 3 D) atau disebut juga dengan 3 D printing.
Hasil 
mesin printer tersebut berupa gambar desain digital yang diwujudkan 
dalam bentuk benda nyata dengan ukuran dan bentuk yang sama. Jadi desain
 tersebut sama dengan desain sebenarnya.
Selain itu, Additive 
Manufacturing dapat memproduksi banyak desain barang yang tidak bisa 
dibuat oleh teknologi manufaktur konvensional.
Prinsip Revolusi Industri
Ada
 empat prinsip yang perlu kamu pelajari. Empat prinsip tersebut biasanya
 dipakai perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan 
keputusan di segala kebijakan.
1. Interoperabilitas atau kesesuaian.
Prinsip
 ini mengedepankan kemampuan mesin, perangkat, sensor, dan manusia. 
keempatnya saling terhubung dan berkomunikasi melalui internet untuk 
segala sesuatu (IoT) atau internet untuk khalayak (IoP). Jadi, IoT akan 
mengotomatisasi proses interaksi keempat komponen tersebut.
2. Transparansi informasi.
Prinsip
 kedua ini berhubungan dengan kemampuan sistem informasi untuk 
menciptakan salinan dunia secara virtual. Caranya yakni memperkaya model
 kerja digital dengan data sensor.
Jadi prinsip transparansi 
informasi membutuhkan pengumpulan data sensor mentah. Tujuannya agar 
dapat menghasilkan informasi bernilai tinggi
3. Bantuan teknis.
Prinsip
 ini adalah kemampuan sistem bantuan yang bertugas membantu manusia. 
Caranya dengan mengumpulkan dan membuat visualisasi informasi secara 
komprehensif. Sehingga pembuat kebijakan bisa membuat keputusan dengan 
tepat di saat ada masalah tak terduga dan tiba-tiba.
Selain 
itu, prinsip bantuan teknis berkaitan dengan kemampuan sistem siber dan 
fisik untuk membantu manusia melakukan kegiatan yang terbilang cukup 
berat.
4. Keputusan mandiri.
Prinsip ini adalah 
kemampuan sistem siber-fisik yang memungkinkan keputusan dan tugas dapat
 dijalankan secara mandiri. Terkecuali bila da gangguan, tugas bisa 
dialihkan ke atasan.
Tantangan bagi Generasi Millennials 
Pada
 akhirnya Revolusi Industri 4.0 memberikan sisi negatif dan positif. Tak
 sedikit orang yang menganggap perubahan ini harus dihadapi manusia, 
suka atau tidak, dengan semua sisi negatif dan positif yang 
menyertainya.
Jadi Revolusi Industri 4.0 menjadi tantangan 
tersendiri terutama bagi generasi milenial. Bila dilihat dari sisi 
positif, Revolusi tersebut akan memberikan manfaat dalam perkembangan 
platform digital:
1. Inovasi
Revolusi Industri 4.0 
membuka peluang munculnya model-model bisnis baru. Hal ini berkaitan 
erat dengan para pengembang bisnis yang menerapkan strategi dengan 
platform digital.
Sehingga revolusi itu memungkinkan 
terjadinya inovasi digital baik di dunia ritel, pendidikan, kesehatan, 
hingga hukum. Beberapa orang berpikir inovasi tersebut membuat semakin 
banyak orang berpartisipasi. Alhasil timbul persaingan sehat untuk 
memberikan nilai tambah barang atau jasa pada masyarakat.
2. Inklusivitas
Dengan
 adanya inovasi digital, layanan didapat dengan mudah dijangkau oleh 
seluruh orang. Sehingga terjadilah inklusivitas. Semua orang bisa 
menikmati layanan digital yang sama, dimanapun mereka berada.
3. Efisiensi
Ketiga,
 Revolusi Industri menciptakan efisiensi Bila terjadi inovasi digital, 
maka efisiensi pu turut terjadi. Agar sisi positif ini semakin optimal, 
para pembuat kebijakan harus mampu menerapkan strategi yang tepat. 
Meskipun dapat memberikan masalah-masalah baru dalam dunia perekonomian,
 disisi lain era ini juga dianggap akan memberikan dorongan besar dalam 
segala bidang.
Misalnya dalam dunia kerja, revolusi tersebut 
dapat memicu adanya jenis pekerjaan baru walaupun revolusi juga 
menghilangkan beberapa jenis pekerjaan. 
Dinukil dari 
uii.ac.id, Jaya Addin menjelaskan Revolusi Industri 4.0 adalah keadaan 
yang memberikan janji sekaligus ancaman besar. Bila orang-orang tidak 
mampu mengikuti perkembangannya maka mereka akan rentan tertinggal. 
Untuk itu diperlukan persiapan yang matang agar mampu menghadapi 
tantangan tersebut. Sehingga ketertinggalan dapat dihindari. 
Menurut
 Jaya Addin, tidak hanya ketersediaan akses internet dan kepekaan media 
sosial untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0. Lebih utama dan penting 
adalah menyiapkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, harmonisasi 
aturan, dukungan semua pihak, dan sebagainya.
Pasalnya 
persiapan untuk menghadapi revolusi yang serba IOT ini tidak mudah atau 
dalam sekejap mata. Apalagi bila mengingat kondisi pemerataan teknologi 
dan informasi di Indonesia masih kurang. Hingga detik ini, beberapa 
wilayah di Indonesia masih belum dialiri listrik dan internet.
Jadi
 penting untuk mengetahui posisi dan situasi Indonesia sekarang agar 
bisa menentukan kebijakan yang tepat demi menghadapi Revolusi Industri 
4.0.
Ditulis untuk Tantangan Menulis Buku 
Akademik Haramain Lombok 2024 " Pesantren dan Transformasi  Pendidikan 
Islam (Integrasi Tradisi dan Teknologi) "
Indramayu,5 Juli 2024
Referensi :
Hasanuddin Ali dalam https://alvara-strategic.com/generasi-millennial-indonesia-tantangan-dan-peluang-pemuda-indonesia/
Muthohar. Ahmad AR. 2007. Ideologi Pendidikan Pesantren. Pustaka Rizki Putra, Semarang. 
Muthohar.
 Drs. H. Ahmad, MM. dan Nurul anam, S. Pd. I. M. Pd. I. 2013. Manifesto 
Modernisasi Pendidikan Islam dan Pesantren. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Sumber:
https://www.1detik.info/2024/07/modernisasi-pendidikan-di-pesantren.html
