Waspadai Fenomena Bahaya Trend Kencan Toksik Mengintai Para Remaja
Waspadai Fenomena Bahaya Trend Kencan Toksik Mengintai Para Remaja
Oleh : Sujaya, S. Pd. Gr. 
(Guru SMPN 3 Sindang Kab. Indramayu) 
Sebagai
 orang tua dan guru penting untuk mengajarkan konsep hubungan 
(relationship) yang sehat pada anak ataupun anak didik. Caranya adalah 
memberikan contoh hubungan yang baik dengan memberikan contoh pada anak 
remaja. Setelah itu kita juga perlu mengajarkan kepada anak tentang 
tanda-tanda hubungan yang toksik ( toxic date atau toxic relationship) 
yang sangat membahayakan diri baik secara fisik,  emosional dan 
psikologis, sosial serta akademis yang harus diwaspadai oleh anak.
A. Apa itu Kencan Toksik
Kencan
 Toksik dalam Bahasa Inggris, istilah kencan toksik biasa disebut 
sebagai toxic dating atau toxic relationship (jika sudah dalam 
hubungan).
Kencan toksik atau toxic dating adalah hubungan yang 
tidak sehat dan dapat membuat seseorang merasa tidak bahagia. Kencan 
toksik dapat terjadi di dunia nyata maupun daring dunia maya di aplikasi
 kencan.  Umumnya terjadi pada era saat ini di kalangan generasi 
milenial, x, dan z .Dimana akses kencan sudah begitu sangat terbuka 
lewat beberapa aplikasi media sosial, aplikasi kencan, platform kencan 
jodoh dll. 
Beberapa ciri-ciri kencan toksik, di antaranya: 
1.Salah satu pihak selalu mengontrol pihak lainnya
2.Sulit menjadi diri sendiri
3.Tidak mendapatkan dukungan
4.Selalu dicurigai dan dikekang
5.Sering dibohongi
6.Menerima kekerasan fisik atau verbal
Istilah
 ini merujuk pada hubungan yang tidak sehat, di mana salah satu atau 
kedua belah pihak terlibat dalam perilaku merugikan secara emosional, 
psikologis, atau bahkan fisik. 
Beberapa istilah terkait dalam Bahasa Inggris yang sering digunakan meliputi:
1.Red flags 
Tanda peringatan atau indikasi perilaku buruk dalam hubungan.
2.Love bombing  Memberikan perhatian atau kasih sayang berlebihan di awal untuk memanipulasi.
3.Gaslighting  Memanipulasi seseorang agar meragukan kenyataan atau persepsinya sendiri.
4.Breadcrumbing – Memberi harapan kecil tanpa niat serius.
5.Ghosting  Menghilang tanpa penjelasan dalam hubungan.
6.Manipulation – Perilaku untuk mengontrol pasangan secara tidak sehat.
Semua ini menggambarkan berbagai aspek kencan atau hubungan yang tidak sehat dalam konteks modern.
B. Fenomena Trend Kencan Toksik (Toxic Dating) 
Fenomena
 Kencan Toxic (toxic dating) menjadi tren karena beberapa alasan, yang 
berkaitan dengan perubahan sosial, budaya, dan dinamika interpersonal di
 era modern. 
Berikut adalah beberapa faktor penyebabnya:
1.Paparan Media Sosial
Media
 sosial sering menampilkan hubungan yang tidak sehat sebagai “normal” 
atau bahkan menarik. Konten seperti drama percintaan, toxic behavior, 
atau manipulasi sering kali dijadikan hiburan, sehingga perilaku 
tersebut dianggap wajar atau romantis oleh sebagian orang.
2.Kurangnya Pemahaman tentang Hubungan Sehat
Banyak
 orang, terutama generasi muda, tidak memiliki contoh yang baik tentang 
hubungan yang sehat. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya pendidikan 
emosional, pengalaman masa kecil yang kurang mendukung, atau trauma masa
 lalu yang memengaruhi pola hubungan mereka.
3.Romantisasi Konflik dan Drama
Film,
 serial, atau cerita populer sering kali menggambarkan hubungan penuh 
konflik dan manipulasi sebagai sesuatu yang intens dan romantis. Hal ini
 membuat beberapa orang merasa bahwa drama atau sikap toksik adalah 
bagian alami dari cinta.
4.Kesulitan Mengenali Tanda-Tanda Toksik
Tidak
 semua orang menyadari bahwa mereka berada dalam hubungan yang tidak 
sehat. Beberapa tanda seperti gaslighting, posesif, atau kontrol 
berlebihan bisa terasa seperti perhatian atau cinta pada awalnya, 
sehingga hubungan terus berlangsung tanpa disadari.
5.Normalisasi Perilaku Tidak Sehat
Dalam
 beberapa komunitas atau kelompok sosial, perilaku toksik seperti 
cemburu berlebihan, manipulasi, atau kekerasan emosional sering dianggap
 sebagai bukti cinta. Ini membuat korban sulit mengenali atau melawan 
pola ini.
6.Kebutuhan Validasi dan Takut Kesepian
Banyak orang
 bertahan dalam hubungan toksik karena takut kesepian atau merasa tidak 
berharga jika tidak memiliki pasangan. Ketergantungan emosional ini 
membuat mereka rentan terhadap pola hubungan yang tidak sehat.
7.Dinamika Kekuasaan dalam Hubungan
Hubungan
 toksik sering melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan, di mana salah 
satu pihak merasa superior. Ketidakseimbangan ini menciptakan dinamika 
yang sulit diputus, terutama jika salah satu pihak mengendalikan emosi, 
keuangan, atau aspek lain dari pasangan mereka.
8.Kecenderungan untuk Meniru Pola Lama
Trauma
 atau pengalaman masa kecil dapat memengaruhi cara seseorang menjalani 
hubungan. Misalnya, seseorang yang tumbuh di lingkungan keluarga dengan 
dinamika toksik cenderung mengulang pola tersebut tanpa sadar.
Prinsipnya
 fenomena toxic dating menjadi tren bukan karena itu benar-benar 
diinginkan, tetapi karena kurangnya kesadaran, edukasi emosional, dan 
pengaruh media yang memperkuat narasi tersebut. Untuk mengatasi hal ini,
 penting bagi masyarakat untuk meningkatkan literasi emosional, 
memberikan edukasi tentang hubungan sehat, dan menciptakan ruang untuk 
diskusi terbuka tentang tanda-tanda perilaku toksik.
C. Dampak Kencan Toksik pada Anak Remaja 
Toxic
 dating pada remaja dapat memiliki dampak serius, baik dalam jangka 
pendek maupun panjang. Berikut beberapa bahaya utamanya:
1.Dampak Emosional dan Psikologis
Merendahkan
 harga diri: Remaja yang terjebak dalam hubungan toksik sering merasa 
tidak berharga karena kritik atau perlakuan buruk.
Stres dan kecemasan: Tekanan emosional dalam hubungan dapat memicu stres, kecemasan, atau bahkan depresi.
Trauma: Pengalaman buruk ini bisa meninggalkan luka emosional yang sulit sembuh.
2.Dampak Sosial
Isolasi dari teman dan keluarga: Pasangan toksik sering kali memanipulasi agar korban menjauh dari lingkungan sosialnya.
Sulit membangun hubungan sehat di masa depan: Pola hubungan buruk bisa terbawa hingga dewasa.
3.Dampak Akademis
Penurunan prestasi belajar: Stres dan konflik dalam hubungan dapat mengalihkan fokus dari pendidikan.
Ketidakhadiran sekolah: Masalah emosional atau konflik bisa menyebabkan remaja menghindari kegiatan belajar.
4.Risiko Perilaku Berbahaya
Penyalahgunaan zat: Remaja mungkin mencari pelarian melalui alkohol atau narkoba.
Perilaku impulsif atau destruktif: Misalnya, melukai diri sendiri atau mengambil keputusan yang merugikan diri.
5.Bahaya Fisik
Dalam beberapa kasus, hubungan toksik bisa melibatkan kekerasan fisik, yang sangat berbahaya bagi keselamatan remaja.
D. Antisipasi dan 
 Pencegahan
Pendidikan tentang hubungan sehat:
 Mengajarkan remaja tentang tanda-tanda hubungan toksik dan pentingnya menghormati diri sendiri.
Komunikasi terbuka: Orang tua dan guru harus menciptakan ruang aman bagi remaja untuk berbicara tentang masalah mereka.
Dukungan profesional: Psikolog atau konselor dapat membantu remaja keluar dari hubungan toksik dan mengatasi dampaknya.
Dengan
 pemahaman dan dukungan yang tepat, remaja dapat terhindar dari bahaya 
toxic dating dan belajar membangun hubungan yang sehat di masa depan.
Indramayu,28/01/2025
Sumber:
https://aswinnews.com/2025/01/28/waspadai-fenomena-bahaya-trend-kencan-toksik-mengintai-para-remaja/ 
 
