Urgensi Life Skills dalam Pendidikan Era Digital dan Tantangannya
Urgensi Life Skills dalam Pendidikan Era Digital dan Tantangannya
Oleh : Sujaya, S. Pd. Gr.
(Dewan Penasehat DPP ASWIN)
*A. Apa itu life Skills?*
Life
skill atau kemampuan hidup adalah keterampilan praktis yang dibutuhkan
individu untuk menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari secara
efektif. Life skill merupakan keterampilan dasar yang diperlukan
seseorang untuk menjalani kehidupan secara mandiri dan
produktif.Keterampilan ini mencakup kemampuan untuk berpikir kritis,
berkomunikasi secara efektif, mengambil keputusan, mengelola emosi, dan
beradaptasi dengan perubahan.
Life skill tidak hanya membantu
individu dalam menyelesaikan masalah sehari-hari, tetapi juga dalam
membangun hubungan sosial yang sehat, mengelola waktu dengan baik, dan
menghadapi tantangan dengan percaya diri. Dengan menguasai life skill,
seseorang dapat lebih siap menghadapi dinamika kehidupan, baik dalam
konteks personal, sosial, maupun profesional, sehingga mampu mencapai
potensi terbaiknya.
*B. Apa Urgensi Life Skills dalam Pendidikan?*
Dalam
konteks pendidikan, life skill membantu siswa tidak hanya menguasai
aspek akademik tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi dunia
kerja dan kehidupan yang penuh ketidakpastian. Dengan memiliki
keterampilan hidup yang baik, siswa dapat beradaptasi dengan perubahan,
menyelesaikan masalah secara kreatif, bekerja sama dengan orang lain,
dan menjadi individu yang tangguh dan mandiri dalam menghadapi berbagai
situasi di masa depan.
*C. Tantangan Disrupsi dan Teknologi*
Era
disrupsi adalah periode perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan
akibat inovasi teknologi, terutama digitalisasi dan otomatisasi. Dalam
era ini, cara tradisional dalam bekerja, berbisnis, dan berkomunikasi
tergantikan oleh cara-cara baru yang lebih efisien dan cepat.
Contoh
: 1. transportasi konvensional tergantikan oleh layanan online seperti
Gojek dan Grab. 2.Belanja di toko fisik berkurang karena adanya
e-commerce seperti Shopee dan Tokopedia. 3.Media cetak mulai
ditinggalkan karena orang lebih banyak mengakses berita secara digital
atau media online. Dll,
Tentu saja era disrupsi menuntut individu dan bisnis untuk beradaptasi dengan perubahan agar tetap relevan dan kompetitif.
Era
Teknologi 4.0 atau Revolusi Industri 4.0 membawa berbagai tantangan di
berbagai bidang, terutama dalam aspek teknologi, ekonomi, dan sosial.
Berikut beberapa tantangan utama yang muncul:
1. Transformasi Digital yang Cepat
Perusahaan
dan individu harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi
seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan big data
agar tetap kompetitif.
2. Penggantian Pekerjaan oleh Otomasi
Banyak
pekerjaan konvensional tergantikan oleh mesin dan otomatisasi, sehingga
tenaga kerja harus meningkatkan keterampilan (upskilling) agar tetap
relevan.
3. Keamanan Siber
Dengan meningkatnya penggunaan
teknologi digital, risiko kejahatan siber seperti peretasan, pencurian
data, dan serangan malware juga semakin besar.
4. Kesenjangan Digital
Tidak
semua orang memiliki akses yang sama terhadap teknologi, terutama di
daerah terpencil, sehingga meningkatkan kesenjangan ekonomi dan sosial.
5. Perubahan dalam Pola Pendidikan
Sistem
pendidikan harus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi dengan
memasukkan literasi digital, coding, dan keterampilan teknologi lainnya
dalam kurikulum.
6. Etika dan Regulasi Teknologi
Penggunaan
AI, big data, dan teknologi lainnya memunculkan dilema etika terkait
privasi data, kecerdasan buatan yang bias, dan penggunaan teknologi
untuk tujuan yang tidak etis.
7. Adaptasi UMKM dan Bisnis Konvensional
Usaha kecil dan menengah (UMKM) harus mampu beradaptasi dengan digitalisasi agar tidak tertinggal dalam persaingan global.
Untuk
menghadapi tantangan ini, individu dan organisasi harus terus belajar,
berinovasi, serta mengembangkan keterampilan yang relevan dengan era
digital.
*D. Life Skills apa yang Diperlukan di Masa Kini dan Masa Depan?*
Menurut
Perttu Pölönen dalam bukunya Future Skills, keterampilan yang
diperlukan untuk menyambut abad mendatang lebih berfokus pada soft
skills yang tidak dapat digantikan oleh kecerdasan buatan atau
otomatisasi.
Perttu Pölönen dalam bukunya Future Skills membahas
keterampilan yang akan sangat dibutuhkan di masa depan, terutama dalam
menghadapi perubahan teknologi dan perkembangan dunia kerja. Ia
menekankan pentingnya soft skills seperti kreativitas, empati,
fleksibilitas, dan kemampuan berpikir kritis, yang tidak mudah
digantikan oleh kecerdasan buatan atau otomatisasi.
Perttu
Polonen juga mengajak pembaca untuk melihat bahwa di masa depan,
kesuksesan tidak hanya bergantung pada keahlian teknis (hard skills),
tetapi juga pada kemampuan manusiawi yang unik. Pertu Pölönen memberikan
wawasan tentang bagaimana seseorang dapat mempersiapkan diri menghadapi
tantangan di dunia yang terus berubah.
Beberapa keterampilan utama yang ia tekankan meliputi:
1. Kreativitas Kemampuan berpikir inovatif dan menemukan solusi unik.
2. Empati Memahami dan merasakan emosi orang lain untuk membangun hubungan yang lebih baik.
3. Fleksibilitas Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan ketidakpastian.
4. Berpikir Kritis Menganalisis informasi dengan cermat sebelum mengambil keputusan.
5. Keingintahuan Semangat untuk terus belajar dan mengeksplorasi hal-hal baru.
6. Keberanian Berani mengambil risiko dan mencoba sesuatu yang belum pernah dilakukan.
7. Kecerdasan Emosional Mampu mengelola emosi sendiri dan memahami emosi orang lain.
8. Kepercayaan Diri Memiliki keyakinan pada kemampuan diri sendiri.
9. Keterampilan Komunikasi Mampu menyampaikan ide dengan jelas dan membangun koneksi dengan orang lain.
10. Ketahanan Mental (Resilience) Mampu bangkit dari kegagalan dan menghadapi tantangan dengan sikap positif.
Pölönen
menekankan bahwa di masa depan, teknologi akan terus berkembang, tetapi
keterampilan- keterampilan ini akan tetap menjadi faktor kunci dalam
kesuksesan dan keberlanjutan hidup manusia.
*E. Tantangan dalam Penerapan Life Skills di Sekolah*
Tantangan dalam Menerapkan Life Skill di Sekolah
1. Keterbatasan Waktu dalam Kurikulum
Salah
satu tantangan terbesar dalam menerapkan life skill di sekolah adalah
keterbatasan waktu dalam kurikulum yang ada. Banyak sekolah yang masih
berfokus pada pencapaian tujuan akademik dan ujian, sementara life skill
sering kali dianggap sebagai elemen tambahan. Sebagai akibatnya, ada
kekhawatiran bahwa waktu untuk mengajarkan keterampilan hidup akan
mengurangi waktu untuk mata pelajaran inti, seperti matematika, bahasa,
atau sains.
2. Kurangnya Pelatihan dan Sumber Daya untuk Guru
Banyak
guru yang tidak dilatih khusus untuk mengajarkan life skill. Mereka
mungkin lebih terbiasa dengan metode pengajaran tradisional yang
berfokus pada pengetahuan akademik dan tidak memiliki pengalaman atau
sumber daya untuk mengajarkan keterampilan hidup seperti pengelolaan
emosi, komunikasi efektif, atau pengambilan keputusan. Ini dapat
menyebabkan kesulitan dalam pengimplementasian life skill di kelas.
3. Kurangnya Dukungan dari Pihak Orang Tua dan Masyarakat
Tidak
semua orang tua atau masyarakat memahami pentingnya life skill dalam
pendidikan anak. Beberapa orang tua mungkin lebih fokus pada pencapaian
akademik atau nilai ujian anak, dan kurang memberikan perhatian pada
pengembangan keterampilan hidup. Kurangnya dukungan ini bisa
mempengaruhi motivasi siswa untuk belajar life skill dan juga dapat
mempersempit ruang bagi sekolah untuk memberikan pembelajaran yang lebih
holistik.
4. Kurangnya Fasilitas dan Infrastruktur
Sekolah
yang kekurangan fasilitas dan infrastruktur yang memadai dapat
menghadapi kesulitan dalam menyediakan lingkungan yang mendukung
pengajaran life skill. Misalnya, sekolah dengan anggaran terbatas
mungkin tidak memiliki ruang atau alat untuk melakukan kegiatan
simulasi, diskusi kelompok, atau pembelajaran berbasis proyek yang
melibatkan keterampilan sosial dan emosional.
Keterampilan Hidup yang Harus Diajarkan Orangtua Kepada Anak
Setiap
orangtua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Orangtua juga
bisa mendukung dan mengajarkan keterampilan pada anak untuk masa
depannya.
Dalam pendidikan, life skill berperan penting dalam
kegiatan pembelajaran, karena tidak hanya membantu siswa dalam memahami
materi akademik saja, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan
hidup yang esensial untuk menghadapi tantangan di dunia nyata. Dengan
mengembangkan keterampilan seperti komunikasi, pemecahan masalah,
manajemen waktu, dan kerja sama tim, siswa dapat lebih siap untuk meraih
kesuksesan, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
Pendidikan
yang efektif bukan hanya tentang pencapaian akademik, tetapi juga
tentang membentuk individu yang mandiri, kreatif, dan mampu beradaptasi
dengan perubahan. Oleh karena itu, integrasi life skill dalam sistem
pembelajaran perlu menjadi prioritas bagi pendidik, sekolah, dan orang
tua.
Indramayu. 18/3/2025
—
Sumber:
https://aswinnews.com/2025/03/17/urgensi-life-skills-dalam-pendidikan-era-digital-dan-tantangannya/
