Growth Mindset Siswa Indonesia Rendah : Masalah dan Solusinya
Oleh : Sujaya, S. Pd. Gr.
( Guru SMPN 3 Sindang Indramayu )
*Pendahuluan*
Di era globalisasi dan disrupsi teknologi seperti sekarang, keberhasilan seseorang tak hanya ditentukan oleh kecerdasan semata, melainkan juga oleh pola pikir—terutama pola pikir berkembang atau growth mindset. Sayangnya, berbagai studi dan pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa siswa Indonesia masih banyak yang memiliki fixed mindset, yaitu pola pikir yang menganggap kemampuan bersifat tetap dan tidak bisa ditingkatkan.
Hal ini menjadi masalah serius dalam dunia pendidikan karena growth mindset merupakan kunci dari semangat belajar seumur hidup (lifelong learning) yang dibutuhkan dalam abad ke-21.
*Apa itu Growth Mindset?*
Menurut psikolog ternama dari Stanford University, Dr. Carol S. Dweck, growth mindset adalah keyakinan bahwa kecerdasan dan kemampuan seseorang bisa dikembangkan melalui usaha, strategi yang tepat, serta belajar dari kegagalan. Sebaliknya, fixed mindset percaya bahwa bakat dan kecerdasan adalah bawaan lahir dan tidak bisa banyak berubah.
> “Becoming is better than being.”
— Carol S. Dweck, Mindset: The New Psychology of Success
Masalah: Mengapa Growth Mindset Siswa Indonesia Masih Rendah?
1. Fokus Pendidikan yang Berorientasi pada Nilai
Sistem pendidikan di Indonesia masih sangat menekankan hasil ujian dan ranking, bukan proses belajar. Hal ini mendorong siswa untuk bermain aman dan menghindari tantangan, karena takut salah dan takut gagal.
> “Sistem pendidikan kita masih lebih menghargai jawaban benar daripada proses berpikir.”
— Dr. Mohammad Nuh, Mantan Menteri Pendidikan RI
2. Budaya Takut Salah
Dalam banyak ruang kelas, kesalahan sering dianggap sebagai kelemahan, bukan peluang belajar. Akibatnya, siswa menjadi pasif dan tidak berani mencoba hal baru.
3. Tekanan Sosial dan Harapan Keluarga
Orang tua sering menanamkan ekspektasi tinggi tanpa diimbangi dengan pemahaman bahwa belajar adalah proses. Anak yang gagal kadang dipermalukan, bukan dibimbing.
4. Kurangnya Pembiasaan Refleksi dan Umpan Balik Positif
Siswa jarang diajak merefleksikan proses belajarnya sendiri. Umpan balik dari guru pun sering bersifat menghakimi, bukan membangun.
5. Minimnya Keteladanan dari Lingkungan
Figur-figur sukses yang ditampilkan media sering kali dipersepsikan sebagai “orang berbakat” sejak lahir, bukan hasil dari proses belajar dan kegigihan.
*Solusi: Membangun Growth Mindset di Kalangan Pelajar*
1. Mengubah Fokus Pendidikan
Guru dan sekolah perlu menggeser fokus dari hasil akhir menjadi proses belajar. Sistem asesmen formatif dan refleksi perlu diperkuat.
2. Mendorong Budaya Tidak Takut Salah
Ciptakan ruang kelas yang aman untuk berpendapat, bereksperimen, dan melakukan kesalahan tanpa rasa takut.
3. Pelatihan Guru tentang Mindset
Guru perlu dilatih untuk mengenali perbedaan fixed dan growth mindset, serta bagaimana menerapkannya dalam pembelajaran.
> “Sikap guru terhadap kesalahan siswa sangat menentukan pembentukan mindset mereka.”
— Prof. Dr. Suyanto, M.Ed., Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta
4. Melibatkan Orang Tua
Orang tua perlu diedukasi agar lebih menghargai proses belajar anak dan tidak hanya menuntut hasil instan.
5. Memberikan Keteladanan Nyata
Perlu dihadirkan figur-figur publik atau alumni sekolah yang sukses karena usaha dan kegigihan, bukan hanya karena kecerdasan bawaan.
*Penutup*
Growth mindset bukan sekadar istilah psikologi modern, tetapi merupakan landasan penting untuk membentuk generasi pembelajar sejati yang tidak mudah menyerah dan siap menghadapi tantangan masa depan. Tantangan terbesar pendidikan Indonesia saat ini bukan hanya soal kurikulum atau fasilitas, tapi bagaimana menanamkan pola pikir yang benar sejak dini.
> “Dengan growth mindset, setiap anak Indonesia berhak untuk menjadi versi terbaik dari dirinya.”
— Najelaa Shihab, Aktivis Pendidikan dan Pendiri Sekolah Cikal
*Referensi:*
1. Dweck, Carol S. (2006). Mindset: The New Psychology of Success. Random House.
2. Suyanto, S. (2015). Pendidikan Berbasis Karakter. UNY Press.
3. Kemendikbud (2020). Panduan Implementasi Kurikulum Merdeka.
4. Najelaa Shihab, dkk. (2021). Pendidikan yang Membebaskan. Pustaka Cikal.
5. Wawancara dengan Dr. Mohammad Nuh, Kompas Edukasi, 2012.
Indramayu. 10/7/2025
Sumber:
https://menaramadinah.com/100352/growth-mindset-siswa-indonesia-rendah-masalah-dan-solusinya.html
