Fenomena Perilaku Sosial “No Life/Nolep” Pada Generasi Gen Z Dan Solusinya ( Bagian 1 )
Fenomena Prilaku Sosial “No Life/Nolep” Pada Generasi Gen Z dan Solusinya
(Bagian 1)
Oleh : Sujaya, S. Pd. Gr.
( Dewan Penasehat DPP ASWIN)
A. Fenomena Sosial Nolep pada Generasi Gen Z
Istilah
“No life /nolep” telah menjadi semakin populer di kalangan anak muda
Indonesia. Namun, apa sebenarnya makna di balik kata ini dan mengapa
fenomena ini menjadi perhatian banyak orang saat ini.
Meskipun
istilah ini awalnya mungkin terdengar negatif, penting untuk memahami
bahwa “nolep” tidak selalu memiliki konotasi buruk. Beberapa orang
mungkin memilih gaya hidup ini karena berbagai alasan, mulai dari
preferensi pribadi hingga kondisi kesehatan mental atau fisik tertentu.
Dalam
konteks modern, seorang nolep sering dikaitkan dengan individu yang
menghabiskan banyak waktu di depan layar komputer atau perangkat
elektronik lainnya, baik untuk bekerja, belajar, bermain game, atau
sekadar menjelajahi internet. Mereka mungkin merasa lebih nyaman
berinteraksi melalui media sosial atau platform online daripada
pertemuan tatap muka.
Istilah “nolep” memiliki akar yang menarik
dalam perkembangan bahasa gaul di Indonesia. Meskipun sulit untuk
menentukan dengan pasti kapan dan di mana istilah ini pertama kali
muncul, kita dapat menelusuri evolusinya melalui konteks sosial dan
teknologi.
Awalnya, istilah “no life /nolep” digunakan dalam
bahasa Inggris untuk menggambarkan seseorang yang tidak memiliki
kehidupan sosial yang aktif atau hobi di luar rutinitas sehari-hari
mereka.
Seiring dengan meningkatnya penggunaan internet dan media
sosial di Indonesia, istilah ini mulai diadopsi dan dimodifikasi
menjadi “nolep”.
Popularitas istilah ini meningkat pesat seiring
dengan pertumbuhan komunitas online, terutama di kalangan gamer dan
pengguna media sosial. Forum-forum internet, chat room, dan platform
media sosial menjadi tempat di mana istilah ini sering digunakan, baik
sebagai lelucon ringan maupun sebagai deskripsi diri.
Menariknya,
meskipun “nolep” berasal dari frasa bahasa Inggris, penggunaannya di
Indonesia telah mengalami pergeseran makna dan nuansa. Di Indonesia,
“nolep” tidak hanya merujuk pada kurangnya kehidupan sosial, tetapi juga
sering dikaitkan dengan gaya hidup yang lebih terfokus pada aktivitas
dalam ruangan, terutama yang melibatkan teknologi. Hal atau ciri-ciri
tersebut yang demikian merupakan hal yang identik banyak dilakukan oleh
generasi Gen Z.
Fenomena “No Life /nolep” pada generasi Gen Z
adalah kondisi di mana seseorang terlalu fokus pada aktivitas
tertentu—seperti bermain game, bersosial di dunia maya, atau bekerja
secara berlebihan—hingga mengabaikan kehidupan sosial di dunia nyata.
Fenomena ini sering dikaitkan dengan kurangnya interaksi sosial
langsung, isolasi diri, dan gaya hidup yang tidak seimbang.
B. Penyebab Fenomena “No Life/nolep” pada Gen Z
Fenomena sosial ini terjadi akibat pengaruh berikut :
1.Kecanduan Teknologi.
Banyak Gen Z lebih nyaman berinteraksi secara digital daripada secara langsung.
2.Budaya
Hustle (Kerja Keras Berlebihan). Tekanan untuk sukses membuat mereka
fokus pada pekerjaan atau akademik hingga mengabaikan kehidupan sosial.
3.Gaming & Hiburan Digital.
Banyak yang menghabiskan waktu berjam-jam bermain game online atau menonton konten digital.
4.Media Sosial & FOMO (Fear of Missing Out)
Terlalu fokus pada dunia maya dan takut tertinggal informasi dari internet.
5.Kurangnya Kesempatan Sosial, Pandemi dan trend pekerjaan jarak jauh mengurangi interaksi sosial secara langsung.
C. Dampak Fenomena “No Life/nolep”
1.Kesehatan Mental. Rasa kesepian, stres, dan kecemasan meningkat.
2.Kesehatan Fisik Kurang olahraga, pola makan tidak teratur, dan gangguan tidur.
3.Hubungan Sosial. Kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat di dunia nyata.
4.Produktivitas.
Penurunan motivasi dalam pekerjaan atau pendidikan akibat fokus yang berlebihan pada satu aspek kehidupan.
Bersambung Bagian 2
—
Sumber:
https://aswinnews.com/2025/02/18/fenomena-perilaku-sosial-no-life-nolep-pada-generasi-gen-z-dan-solusinya-bagian-1/
